
JAKARTA - Pada perdagangan Senin, 11 Agustus, pasar komoditas dunia menunjukkan dinamika yang menarik dengan harga beberapa komoditas utama bergerak naik tipis, sementara beberapa lainnya menurun.Kondisi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik yang makin memanas, terutama menjelang pertemuan yang sangat dinantikan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Harga minyak mentah menjadi sorotan utama setelah sempat mengalami kerugian mingguan terdalam sejak akhir Juni akibat kebijakan tarif yang dikeluarkan Trump. Meski demikian, harga minyak mentah Brent berhasil menutup perdagangan dengan kenaikan tipis sebesar 16 sen atau 0,2 persen, mencapai USD 66,59 per barel. Di sisi lain, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat tetap stabil di level USD 63,88 per barel.
Kondisi ini mencerminkan sikap waspada pasar yang tengah menunggu hasil pertemuan dua pemimpin besar dunia tersebut. Pertemuan Trump-Putin dipandang sangat krusial dalam menentukan arah kebijakan energi dan perdagangan global yang berpotensi memengaruhi harga minyak mentah di pasar internasional.
Baca Juga5 Pilihan Rumah Murah di Kelayan Timur Banjarmasin Mulai Rp 176 Jutaan
Sementara itu, komoditas lain seperti batu bara mengalami penurunan harga pada penutupan perdagangan. Mengutip data dari bursa ICE Newcastle di Australia, harga batu bara untuk kontrak pengiriman Juni 2025 turun 0,46 persen menjadi USD 113,20 per ton. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan pada pasar batu bara yang juga tengah berhadapan dengan tren peralihan ke energi terbarukan di berbagai negara.
Di sektor agrikultur, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan tipis sebesar 0,31 persen, mencapai MYR 4.254 per ton menurut Tradingeconomics. Kenaikan ini didukung oleh permintaan yang tetap kuat, meskipun ada tantangan terkait suplai dan regulasi yang ketat terhadap produk berbasis minyak kelapa sawit di pasar global.
Komoditas logam juga menunjukkan pergerakan harga yang bervariasi. Harga nikel, salah satu logam penting bagi industri baterai kendaraan listrik, tercatat naik 0,25 persen menjadi USD 15.156 per ton di London Metal Exchange (LME). Kenaikan ini memperlihatkan minat pasar terhadap logam yang dipandang strategis dalam pengembangan teknologi hijau.
Sebaliknya, harga timah turun 0,33 persen menjadi USD 33.624 per ton berdasarkan data LME. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh perubahan sentimen pasar yang berhubungan dengan kondisi pasokan dan permintaan di sektor elektronik dan manufaktur yang menggunakan timah sebagai bahan baku utama.
Secara keseluruhan, pergerakan harga komoditas pada Jumat lalu mencerminkan ketidakpastian yang masih membayangi pasar global. Ketegangan geopolitik, kebijakan perdagangan, serta dinamika permintaan dan pasokan di berbagai sektor menjadi faktor utama yang menggerakkan harga.
Dengan latar belakang tersebut, pasar tampaknya mengadopsi sikap menunggu dan melihat sebelum mengambil keputusan besar, terutama dalam menghadapi potensi dampak dari pertemuan Trump-Putin yang dapat membawa perubahan signifikan pada lanskap perdagangan dan energi dunia.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal Lengkap Kapal Ferry ASDP Kupang NTT Hari Ini 16 September 2025
- Selasa, 16 September 2025
Berita Lainnya
Harga BBM Hari ini 15 September 2025 Pertamina, Shell, BP, Vivo Tetap Stabil
- Senin, 15 September 2025
Terpopuler
1.
2.
Waskita Karya Gaet Kontrak Rp238 Miliar Proyek Budidaya Nila
- 16 September 2025
3.
Cek Ramalan Zodiak Minggu Ini 15-21 September 2025 Lengkap
- 15 September 2025
4.
5 Pilihan Sepatu Adidas Cokelat Pria, Gaya Vintage Modis
- 15 September 2025
5.
Rekomendasi 10 Tempat Wisata Lembang untuk Healing Singkat Akhir Pekan
- 15 September 2025